Sabtu, 28 April 2012

Wanita Yang Mendapat Pujian, Dan Wanita Yang Dilaknat Allah

Diposting oleh Fia Aulia di 09.33 0 komentar
Sejarah telah mencatat beberapa nama wanita terpandang yang di antara mereka ada yang dimuliakan Allah dengan surga, dan di antara mereka ada pula yang dihinakan Allah dengan neraka. Karena keterbatasan tempat, tidak semua figur bisa dihadirkan saat ini, namun mudah-mudahan apa yang sedikit ini bisa menjadi ibrah (pelajaran) bagi kita.
Wanita Yang Beriman
Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
“Seutama-utama wanita ahli surga adalah Khadijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad, Maryam binti Imran dan Asiyah binti Muzahim.” (HR. Ahmad)
1. Khadijah binti Khuwailid
Dia tumbuh dalam lingkungan keluarga yang terhormat sehingga mendapat tempaan akhlak yang mulia, sifat yang tegas, penalaran yang tinggi, dan mampu menghindari hal-hal yang tidak terpuji sehingga kaumnya pada masa jahiliyah menyebutnya dengan ath thahirah (wanita yang suci).
Dia merupakan orang pertama yang menyambut seruan iman yang dibawa Muhammad tanpa banyak membantah dan berdebat, bahkan ia tetap membenarkan, menghibur, dan membela Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di saat semua orang mendustakan dan mengucilkan beliau. Khadijah telah mengorbankan seluruh hidupnya, jiwa dan hartanya untuk kepentingan dakwah di jalan Allah. Ia rela melepaskan kedudukannya yang terhormat di kalangan bangsanya dan ikut merasakan embargo yang dikenakan pada keluarganya.
Pribadinya yang tenang membuatnya tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan mengikuti kebanyakan pendapat penduduk negerinya yang menganggap Muhammad sebagai orang yang telah merusak tatanan dan tradisi luhur bangsanya. Karena keteguhan hati dan keistiqomahannya dalam beriman inilah Allah berkenan menitip salamNya lewat Jibril untuk Khadijah dan menyiapkan sebuah rumah baginya di surga.
Tersebut dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah, ia berkata:
Jibril datang kepada Nabi kemudian berkata: Wahai Rasulullah, ini Khadijah datang membawa bejana berisi lauk pauk, makanan dan minuman. Maka jika ia telah tiba, sampaikan salam untuknya dari Rabbnya dan dari aku, dan sampaikan kabar gembira untuknya dengan sebuah rumah dari mutiara di surga, tidak ada keributan di dalamnya dan tidak pula ada kepayahan.” (HR. Al-Bukhari).
Besarnya keimanan Khadijah pada risalah nubuwah, dan kemuliaan akhlaknya sangat membekas di hati Rasulullah sehingga beliau selalu menyebut-nyebut kebaikannya walaupun Khadijah telah wafat. Diriwayatkan dari Aisyah, beliau berkata: “Rasulullah hampir tidak pernah keluar dari rumah sehingga beliau menyebut-nyebut kebaikan tentang Khadijah dan memuji-mujinya setiap hari sehingga aku menjadi cemburu maka aku berkata: Bukankah ia seorang wanita tua yang Allah telah meng-gantikannya dengan yang lebih baik untuk engkau? Maka beliau marah sampai berkerut dahinya kemudian bersabda: Tidak! Demi Allah, Allah tidak memberiku ganti yang lebih baik darinya. Sungguh ia telah beriman di saat manusia mendustakanku, dan menolongku dengan harta di saat manusia menjauhiku, dan dengannya Allah mengaruniakan anak padaku dan tidak dengan wanita (istri) yang lain. Aisyah berkata: Maka aku berjanji untuk tidak menjelek-jelekkannya selama-lamanya.”
2. Fatimah
Dia adalah belahan jiwa Rasulullah, putri wanita terpandang dan mantap agamanya, istri dari laki-laki ahli surga yaitu Ali bin Abi Thalib.
Dalam shahih Muslim menurut syarah An Nawawi Nabi bersabda: “Fathimah merupakan belahan diriku. Siapa yang menyakitinya, berarti menyakitiku.”
Dia rela hidup dalam kefakiran untuk mengecap manisnya iman bersama ayah dan suami tercinta. Dia korbankan segala apa yang dia miliki demi membantu menegakkan agama suami.
Fathimah adalah wanita yang penyabar, taat beragama, baik perangainya, cepat puas dan suka bersyukur.
3. Maryam binti Imran
Beliau merupakan figur wanita yang menjaga kehormatan dirinya dan taat beribadah kepada Rabbnya. Beliau rela mengorbankan masa remajanya untuk bermunajat mendekatkan diri pada Allah, sehingga Dia memberinya hadiah istimewa berupa kelahiran seorang Nabi dari rahimnya tanpa bapak.
4. Asiyah binti Muzahim
Beliau adalah istri dari seorang penguasa yang lalim yaitu Fir’aun laknatullah ‘alaih. Akibat dari keimanan Asiyah kepada kerasulan Musa, ia harus rela menerima siksaan pedih dari suaminya. Betapapun besar kecintaan dan kepatuhannya pada suami ternyata di hatinya masih tersedia tempat tertinggi yang ia isi dengan cinta pada Allah dan RasulNya. Surga menjadi tujuan akhirnya sehingga kesulitan dan kepedihan yang ia rasakan di dunia sebagai akibat meninggalkan kemewahan hidup, budaya dan tradisi leluhur yang menyelisihi syariat Allah ia telan begitu saja bak pil kina demi kesenangan abadi. Akhirnya Asiyah meninggal dalam keadaan tersenyum dalam siksaan pengikut Fir’aun.
Dari Abu Hurairah, Nabi Shallallahu alaihi wasalam berkata:
“Fir’aun memukulkan kedua tangan dan kakinya (Asiyah) dalam keadaan terikat. Maka ketika mereka (Fir’aun dan pengikutnya) meninggalkan Asiyah, malaikat menaunginya lalu ia berkata: Ya Rabb bangunkan sebuah rumah bagiku di sisimu dalam surga. Maka Allah perlihatkan rumah yang telah disediakan untuknya di surga sebelum meninggal.”
Wanita yang durhaka
1. Istri Nabi Nuh
2. Istri Nabi Luth
Mereka merupakan figur dua orang istri dari para kekasih Allah yang tidak sempat merasakan manisnya iman. Hatinya lebih condong kepada apa yang diikuti oleh orang banyak daripada kebenaran yang dibawa oleh suaminya. Mereka justru membela kepentingan kaumnya karena tidak ingin dimusuhi dan dibenci oleh orang-orang yang selama ini mencintai dan menghormati dirinya. Maka kesenangan sesaat ini Allah gantikan dengan kebinasaan yang didapat bersama kaumnya. Istri Nabi Nuh ikut tenggelam oleh banjir besar bersama kaumnya yang menyekutukan Allah dengan menyembah patung-patung orang shalih, sedangkan istri Nabi Luth ditelan bumi karena adzab Allah atas kaumnya yang melakukan liwath (homoseksual).
Semua cerita ini telah Allah rangkum dalam sebuah firmanNya yang indah dalam surat At-Tahrim ayat 10-12, yang artinya: “Allah membuat istri Nuh dan istri Luth perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang shalih di antara hamba-hamba Kami, lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka kedua suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah: dan dikatakan (kepada keduanya) : Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka). Dan Allah membuat istri Fir’aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisimu dalam Surga. Dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang dhalim. Dan Maryam puteri Imran yang memelihara kehor-matannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami, dan dia membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya dan kitab-kitabnya dan adalah dia termasuk orang-orang yang taat.”
Semoga kisah para wanita ini bisa menjadi pelajaran bagi para wanita zaman ini untuk berkaca diri, kira-kira saya termasuk golongan yang mana? Apakah golongan yang dicintai Allah atau yang dimurkaiNya?
Bagi wanita yang belum berumah tangga, saat ini merupakan kesempatan besar baginya untuk memperbanyak amalan shalih dan mendekatkan diri pada Allah, bukannya justru menghabiskan masa mudanya dengan hura-hura dan kegiatan lain yang tidak bermanfaat. Dan bagi mereka yang sudah berumah tangga, selain menjaga keistiqomahannya dalam berIslam dia juga diberi beban tambahan oleh Allah untuk membantu suami menjalankan agamanya. Istri yang demikian meru-pakan harta yang paling berharga.
Dari kisah mereka, kita juga bisa mengambil pelajaran bahwa dalam keadaan bagaimanapun, hendaknya ketundukan kepada syariat Allah dan RasulNya harus tetap di atas segala-galanya. Asalkan berada di atas kebenaran, kita tidak perlu takut dibenci oleh masyrakat, sahabat, maupun orang yang paling istimewa di hati kita. Justru kewajiban kita adalah menunjukkan yang benar kepada mereka. Dengan begitu kita akan mendapatkan cinta sejati .. cinta Allah Rabbul ‘alamin.
Mudah-mudahan kita selalu diberi keistiqomahan untuk menapaki dan mengamalkan syariat yang haq (benar) walaupun kita seorang diri. Amin.
Maraji’:
1. Ahkamun Nisa’, Ibnul Jauzi.
2. Fathul Bari, Ibnu Hajar Al-Atsqalani.
3. Tuhfatul Ahwadzi, Al Mubarakfuri.
4. Wanita-wanita Shalihat Dalam Lintas Sejarah Islam, Muhyidin Abdul Hamid.
arrahmah.com

Hijab Punuk Unta?

Diposting oleh Fia Aulia di 09.32 0 komentar

hijab punuk onta
Hijab Punuk unta
Ini adalah kesalahan yang terjadi pada banyak wanita yang memakai jilbab, dimana mereka mengumpulkan rambut-rambut mereka di belakang kepala mereka sehingga menonjol dari belakang kepalanya seandainya mereka memakai jilbab di atasnya. Sesungguhnya hal ini menyelisihi syarat hijab yang telah kukumpulkan dalam kitabku “Hijab al-Mar’ah al-Muslimah minal Kitab was Sunnah”.
Dan diantara syarat-syarat tersebut adalah pakaian mereka tidak membentuk bagian tubuh atau sesuatu dari tubuh wanita tersebut, oleh karena itu tidak boleh bagi seorang wanita menggelung rambutnya dibelakang kepalanya atau disampingnya yang akan menonjol seperti itu, sehingga tampaklah bagi penglihatan orang walaupun tanpa sengaja bahwa itu adalah rambut yang lebat atau pendek. Maka wajib untuk mengurainya dan tidak menumpuknya.

Sumber : Silsilatul Huda wan Nur
diterjemahkan dari : http://www.baiyt-essalafyat.com/vb/showthread.php?t=10647

Adapun jika seorang wanita menggelung rambutnya karena ada kesibukan kemudian mengembalikannya setelah selesai, maka ini tidak mengapa karena ia tidak melakukannya dengan niat berhias, akan tetapi karena adanya hajat/keperluan.
Adapun mengangkat dan menggelung rambut untuk tujuan berhias, jika dilakukan ke bagian atas kepala maka ini masuk ke dalam larangan, berdasarkan sabda Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam :
رؤوسهن كأسنمة البخت …“…kepala-kepala mereka seperti punuk unta…”, dan punuk itu adanya di atas.
Dan jika dikumpulkan di leher maka tidak masuk dalam larangan, akan tetapi hal ini jangan dilakukan ketika wanita itu mau pergi ke pasar, karena jika ia pergi ke pasar dalam keadaan menggelung rambut di kepalanya, ini akan tampak dari balik aba’ah (jilbab) sehingga akan menarik perhatian. Maka perbuatan ini dilarang jika ia mau pergi ke pasar.
Sumber : Liqo’ Bab al-Maftuh kaset no. 161
Diterjemahkan dari : http://www.mktaba.org/vb/showthread.php?t=13165

Perhatikan Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
 “ada 2 golongan ahli neraka belum pernah dilihat , pertama kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi yang dipakai untuk mencambuk manusia. Kedua, kaum wanita yang berpakaian tetapi telanjang yaitu yang berjalan berlenggak lenggok, kepala mereka bagaikan punuk unta. Mereka tidak akan masuk Surga dan tidak akan mencium bau Surga, padahal bau Surga bisa dicium dari jarak yang sangat jauh ” [Shahih Muslim]
wanita yang menguncir atau menggulung rambutnya sehingga nampak sebuah benjolan di bagian belakang dan nampak dari balik hijabnya .

sudah jelas melalui hadits di atas bahwa Allah mengancam setiap wanita yang keluar rumah menonjolkan rambut yang tersembunyi di balik hijabnnya dengan ancaman tidak dapat mencium bau Surga [wal ‘iyadzu billah], padahal bau Surga bisa dicium dari jarak yang sangat jauh.


Apabila telah ada ketetapan dari Allah baik berupa perintah atau pun larangan, maka seorang mukmin tidak perlu berpikir-pikir lagi atau mencari alternatif yang lain.
terima dengan sepenuh hati terhadap apa yang ditetapkan Allah tersebut dalam segala permasalahan hidup.
Dan tidakkah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu’min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” [QS. Al-Ahzab: 36 ]
   
 Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu ..”
[Q.S. Al Hujaraat : 15]

Malu Bagi Muslimah

Diposting oleh Fia Aulia di 09.31 0 komentar
Pengantar
Malu itu bukan pemalu atau malu-maluin. Pemalu adalah rasa malu yang berlebihan, penyakit jiwa dan lemah kepribadian. Sifat malu tidak menghalangi tampil menyuarakan kebenaran, tidak menghambat belajar dan mencari ilmu.
Dari Zainab binti Abi Salamah, dari Ummu Salamah Ummu Mukminin berkata: “Suatu ketika Ummu Sulaim, istri Abu Thalhah, menemui Rasulullah Saw seraya berkata: ‘Ya Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak malu pada kebenaran. Apakah seorang wanita harus mandi bila bermimpi?’
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: ‘Ya, itu bila ia melihat air (yang keluar dari kemaluannya karena mimpi)’” (HR. Bukhari dalam Kitab Ghusl, hadits nomor 273)
Lakukan Apa Maumu!
Jika urat malu sudah hilang, maka “Idza lam tastahyii fashna’ maa syi’ta (bila kamu tidak malu, maka lakukanlah apa maumu!)” (HR. Bukhari dalam Kitab Ahaditsul Anbiya, hadits nomor 3225).
Ada tiga pemahaman atas sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas.
Pertama, ia ancaman. “Perbuatlah apa yang kamu mau, sesungguhnya Dia Mahamelihat apa yang kamu kerjakan” (QS. Fushshilat: 40). Kedua, memberitakan kondisi orang yang tidak punya malu, bahwa mereka bisa melakukan apa saja karena tidak punya standar moral. Tidak punya aturan. Ketiga, ia berupa perintah kepada kita untuk bersikap wara’ (bersahaja, sederhana saja).
Malu yang Paripurna
Ada makna tersirat bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “apa kamu tidak malu melakukannya? Kalau malu, menghindarlah!” Begitu kira-kira kalau bahasa bebasnya. Namun Salman Al-Farisi, seorang Shahabat, terkemukan punya pemahaman lain sehubungan dengan hadits itu.
  1. Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla apabila hendak membinasakan seorang hamba, maka Ia cabut perasaan malu.
  2. Bila malu telah dicabut, maka engkau mendapatkannya sebagai orang murka dan dimurkai.
  3. Bila ia sebagai orang pemarah dan dimurkai, maka dicabutlah sifat amanahnya.
  4. Bila sifat amanah dicabut, maka engkau akan mendapatkan ia sebagai pengkhianat dan dikhianati.
  5. Bila ia telah menjadi pengkhianat dan dikhianati, maka rahmat Allah dicabut dari dirinya.
  6. Bila rahmat dicabut, maka engakau akan mendapatkannya sebagai sosok pengutuk dan dikutuk.
  7. Bila engkau menemukannya sebagai pengkutuk dan dikutuk, maka dicabutlah darinya ikatan Islam” (HR. Ibnu Majah dalam Kitab Fitan, hadits nomor 4044, sanadnya lemah, tapi isi haditsnya shahih).
Style Perempuan Banget
1.  Busana Takwa
Perempuan beriman adalah pemalu. Tampak malunya dari busana. Ia menggunakan busana takwa, menutupi auratnya. Para ulama sepakat bahwa aurat perempuan di hadapan pria adalah seluruh tubuhnya, kecuali wajah dan telapak tangan.
Ibnu Katsir berkata, “Pada zaman jahiliyah, sebagian perempuan berjalan di tengah kaum lelaki dengan belahan dada terbuka. Model pakaian tersebut memperlihatkan leher, rambut, dan telinga mereka. Allah Subhanahu wa ta’ala lalu memerintahkan perempuan Muslimah menutupi bagian-bagian tersebut”.
2.  Menundukkan Pandangan
Menundukkan pandangan adalah bagian dari rasa malu. Mata itu punya sejuta bahasa. Kerlingan, tatapan, dan isyarat tubuh, menimbulkan berjuta rasa di dada lelaki. Perempuan memiliki pandangan setajam anak panah. Lelaki segera faham akan pesan dari pandangan itu. Karena itu Allah Subhanahu wa ta’ala memerintahkan lelaki dan perempuan menundukkan sebagian pandangan mereka.
3.  Menghindari Ikhtilat (Campur baur Lelaki-Perempuan)
Realitas, perempuan kini telah terjun ke arena sektor publik, sebagai profesional atau aktivis sosial-politik. Mereka melayani kepentingan sesama perempuan. Ada yang terpaksa. Bahkan banyak perempuan bekerja karena ia menjadi tulang punggung keluarga. Sehingga, ikhtilath (bercampur baur dengan lelaki) tidak bisa terhindari.
Tetapi sesungguhnya kata ikhtilat tidak dikenal dalam warisan sejarah budaya Islam. Mungkin saja ia berasal dari bahasa asing. Kata tersebut tidak menenteramkan hati setiap muslim. Lebih baik menggunakan liqa’ atau muqabalah – yang keduanya berarti pertemuan—atau musyarakah (keterlibatan) seorang lelaki dan perempuan. Namun Islam mengeluarkan aturan secara umum terkait dengan masalah ini, melihat tujuan aktivitasnya atau maslahat dan bahayanya, gambaran utuh dan syarat-syarat yang harus diperhatikan di dalamnya. Dalam hal ini ada adab yang harus ditegakkan kala terjadi muqabalah antara pria dan perempuan, yaitu:
  1. Dibuatkan pembatas tempat pertemuan antara lelaki dengan perempuan.
  2. Menjaga pandangan dengan menundukkan sebagian pandangan.
  3. Hindari berdesak-desakan dan lakukan pembedaan tempat bagi lelaki dan perempuan.
  4. Tidak berkhalwat (berduaan dengan lawan jenis).
  5. Hindari tempat-tempat yang meragukan dan bisa menimbulkan fitnah.
  6. Hindari pertemuan yang lama dan sering, sebab bisa melemahkan sifat malu dan menggoyahkan keteguhan jiwa.
  7. Hindari hal-hal yang dapat menimbulkan dosa dan keinginan batin untuk melakukan yang haram, bahkan sekalipun itu membayangkannya.
  8. Bagi perempuan, pakailah pakaian syar’ie, tidak memakai wewangian, batasi diri dalam berbicara (perhatikan gaya bicara, jangan genit!) dan menatap, serta jaga kewibawaan dalam beraktivitas.
Penutup
Islam tidak mengekang perempuan. Ia bisa terlibat dalam kehidupan sosial bermasyarakat, berpolitik, dan berbagai aktivitas lainnya. Islam hanya memberi frame dengan adab dan etika. Sifat malu adalah salah satu frame yang harus dijaga oleh perempuan muslimah yang meyakini bahwa Allah Subhanahu wa ta’ala melihat setiap polah dan desiran hati yang tersimpan dalam dadanya.

Wanita Yang Berpakaian Tetapi Telanjang, Sadarlah

Diposting oleh Fia Aulia di 09.30 0 komentar
Saat ini sangat berbeda dengan beberapa tahun silam. Sekarang para wanita sudah banyak yang mulai membuka aurat. Bukan hanya kepala yang dibuka atau telapak kaki, yang di mana kedua bagian ini wajib ditutupi. Namun, sekarang ini sudah banyak yang berani membuka paha dengan memakai celana atau rok setinggi betis. Ya Allah, kepada Engkaulah kami mengadu, melihat kondisi zaman yang semakin rusak ini. Kami tidak tahu beberapa tahun mendatang, mungkin kondisinya akan semakin parah dan lebih parah dari saat ini. Mungkin beberapa tahun lagi, berpakaian ala barat yang transparan dan sangat memamerkan aurat akan menjadi budaya kaum muslimin. Semoga Allah melindungi keluarga kita dan generasi kaum muslimin dari musibah ini.
Tanda Benarnya Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا
Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 2128)
Hadits ini merupakan tanda mukjizat kenabian. Kedua golongan ini sudah ada di zaman kita saat ini. Hadits ini sangat mencela dua golongan semacam ini. Kerusakan seperti ini tidak muncul di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karena sucinya zaman beliau, namun kerusakan ini baru terjadi setelah masa beliau hidup (Lihat Syarh Muslim, 9/240 dan Faidul Qodir, 4/275). Wahai Rabbku. Dan zaman ini lebih nyata lagi terjadi dan kerusakannya lebih parah.
Saudariku, pahamilah makna ‘kasiyatun ‘ariyatun
An Nawawi dalam Syarh Muslim ketika menjelaskan hadits di atas mengatakan bahwa ada beberapa makna kasiyatun ‘ariyatun.
Makna pertama: wanita yang mendapat nikmat Allah, namun enggan bersyukur kepada-Nya.
Makna kedua: wanita yang mengenakan pakaian, namun kosong dari amalan kebaikan dan tidak mau mengutamakan akhiratnya serta enggan melakukan ketaatan kepada Allah.
Makna ketiga: wanita yang menyingkap sebagian anggota tubuhnya, sengaja menampakkan keindahan tubuhnya. Inilah yang dimaksud wanita yang berpakaian tetapi telanjang.
Makna keempat: wanita yang memakai pakaian tipis sehingga nampak bagian dalam tubuhnya. Wanita tersebut berpakaian, namun sebenarnya telanjang. (Lihat Syarh Muslim, 9/240)
Pengertian yang disampaikan An Nawawi di atas, ada yang bermakna konkrit dan ada yang bermakna maknawi (abstrak). Begitu pula dijelaskan oleh ulama lainnya sebagai berikut. Ibnu ‘Abdil Barr rahimahullah mengatakan, “Makna kasiyatun ‘ariyatun adalah para wanita yang memakai pakaian yang tipis yang menggambarkan bentuk tubuhnya, pakaian tersebut belum menutupi (anggota tubuh yang wajib ditutupi dengan sempurna). Mereka memang berpakaian, namun pada hakikatnya mereka telanjang.” (Jilbab Al Mar’ah Muslimah, 125-126)
Al Munawi dalam Faidul Qodir mengatakan mengenai makna kasiyatun ‘ariyatun, “Senyatanya memang wanita tersebut berpakaian, namun sebenarnya dia telanjang. Karena wanita tersebut mengenakan pakaian yang tipis sehingga dapat menampakkan kulitnya. Makna lainnya adalah dia menampakkan perhiasannya, namun tidak mau mengenakan pakaian takwa. Makna lainnya adalah dia mendapatkan nikmat, namun enggan untuk bersyukur pada Allah. Makna lainnya lagi adalah dia berpakaian, namun kosong dari amalan kebaikan. Makna lainnya lagi adalah dia menutup sebagian badannya, namun dia membuka sebagian anggota tubuhnya (yang wajib ditutupi) untuk menampakkan keindahan dirinya.” (Faidul Qodir, 4/275)
Hal yang sama juga dikatakan oleh Ibnul Jauziy. Beliau mengatakan bahwa makna kasiyatun ‘ariyatun ada tiga makna.
Pertama: wanita yang memakai pakaian tipis, sehingga nampak bagian dalam tubuhnya. Wanita seperti ini memang memakai jilbab, namun sebenarnya dia telanjang.
Kedua: wanita yang membuka sebagian anggota tubuhnya (yang wajib ditutup). Wanita ini sebenarnya telanjang.
Ketiga: wanita yang mendapatkan nikmat Allah, namun kosong dari syukur kepada-Nya. (Kasyful Musykil min Haditsi Ash Shohihain, 1/1031)
Kesimpulannya adalah kasiyatun ‘ariyat dapat kita maknakan: wanita yang memakai pakaian tipis sehingga nampak bagian dalam tubuhnya dan wanita yang membuka sebagian aurat yang wajib dia tutup.
Tidakkah Engkau Takut dengan Ancaman Ini
Lihatlah ancaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Memakaian pakaian tetapi sebenarnya telanjang, dikatakan oleh beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” Perhatikanlah saudariku, ancaman ini bukanlah ancaman biasa. Perkara ini bukan perkara sepele. Dosanya bukan hanya dosa kecil. Lihatlah ancaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas. Wanita seperti ini dikatakan tidak akan masuk surga dan bau surga saja tidak akan dicium. Tidakkah kita takut dengan ancaman seperti ini?
An Nawawi rahimahullah menjelaskan maksud sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: ‘wanita tersebut tidak akan masuk surga’. Inti dari penjelasan beliau rahimahullah: Jika wanita tersebut menghalalkan perbuatan ini yang sebenarnya haram dan dia pun sudah mengetahui keharaman hal ini, namun masih menganggap halal untuk membuka anggota tubuhnya yang wajib ditutup (atau menghalalkan memakai pakaian yang tipis), maka wanita seperti ini kafir, kekal dalam neraka dan dia tidak akan masuk surga selamanya. Dapat kita maknakan juga bahwa wanita seperti ini tidak akan masuk surga untuk pertama kalinya. Jika memang dia ahlu tauhid, dia nantinya juga akan masuk surga. Wallahu Ta’ala a’lam. (Lihat Syarh Muslim, 9/240)
Jika ancaman ini telah jelas, lalu kenapa sebagian wanita masih membuka auratnya di khalayak ramai dengan memakai rok hanya setinggi betis? Kenapa mereka begitu senangnya memamerkan paha di depan orang lain? Kenapa mereka masih senang memperlihatkan rambut yang wajib ditutupi? Kenapa mereka masih menampakkan telapak kaki yang juga harus ditutupi? Kenapa pula masih memperlihatkan leher?!
Sadarlah, wahai saudariku! Bangkitlah dari kemalasanmu! Taatilah Allah dan Rasul-Nya! Mulailah dari sekarang untuk merubah diri menjadi yang lebih baik ….
Oleh : Muhammad Abduh Tuasikal

Wanita

Diposting oleh Fia Aulia di 09.30 0 komentar
Dari telinga jatuh ke hati, itulah wanita, mudah terpesona dengan apa yang didengarinya.
Akibatnya, sering tertipu antara pujian hakiki dan tipu helah perangkap.
Dari mata jatuh ke hati, itulah lelaki, mudah terpesona dengan apa yang dilihatnya, hingga kerap terkeliru antara indah hakiki & palsu.

Oleh karena itu, wanita perlu berhati-hati dengan ucapan indah yang didengarnya, & lelaki perlu menjaga pandangannya…

Hukum Mengerik Bulu Alis

Diposting oleh Fia Aulia di 09.29 0 komentar
Oleh: Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al Fauzan


Haram bagi wanita muslimah untuk mengerik rambut alisnya dengan cara apapun baik mencukur, memotong ataupun menggunakan alat pengerik seluruhnya ataupun hanya sebagian. Karena ini termasuk namsh (pengerikan) yang dilarang oleh Nabi Shallallahu’alaihi wasallam. Orang yang melakukannya baik namishah (pengerik alis) maupun mutanamishah (yang meminta dikerik) mereka telah dilaknat oleh beliau Shalallahu’alaihi Wassalam.


Namishah adalah orang yang mengerik atau menghilangkan rambut alis sebagian atau seluruhnya untuk memperindah sesuai dengan kemauannya. Sedangkan Mutanamishah adalah orang yang minta dikerik atau dihilangkan alisnya. Hal ini tergolong perbuatan merubah ciptaan Allah azza wajalla, yang mana syaitan berjanji untuk memerintahkan hal itu kepada anak cucu Adam. Sebagaimana perkataannya yang diceritakan dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,


وَلآمُرَنَّهُمْ فَلَيُغَيِّرُنَّ خَلْقَ اللَّهِ


“Dan pasti aku akan menyuruh mereka merubah ciptaan Allah lalu benar-benar dia merubahnya” (QS. An Nisa: 119)


Dalam hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:


عَنْ عَبْدِ اللهِ قَالَ: لَعَنَ اللهُ الْوَاشِمَاتِ وَالْمُسْتَوْشِمَاتِ وَالْمُتَنَمِّصَاتِ وَالْمُتَفَلِّجَاتِ لِلْحُسْنِ الْمُغَيِّرَاتِ خَلْقَ اللهِ تَعَالَى، مَالِي لاَ أَلْعَنُ مَنْ لَعَنَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ فِي كِتَابِ اللهِ: {وَمَا آتَاكُمْ الرَّسُوْلُ فَخُذُوْهُ}


Di dalam kitab Shahih dari Ibnu Mas’ud Radhiallahu’anhu, bahwasanya Rasulullah Shalallahu’alaihi Wassalam bersabda, “Allah melaknat orang yang membuat tato, orang yang minta dibuatkan tato, orang yang mengerik alis, orang yang minta dikerikkan alis, orang yang mengikir giginya dengan maksud memperindah dengan merubah ciptaan Allah.”


Kemudian Ibnu Mas’ud berkata, “Mengapa saya tidak mengutuk apa yang dikutuk oleh Rasulullah Shalallahu’alaihi Wassalam sedangkan di dalam kitab Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, ’Apapun yang disampaikan oleh Rasul kepadamu maka laksanakanlah, dan apapun yang dilarangnya maka jauhilah’ (Al Hasyr:7)” (Hadist Riwayat Bukhari – Muslim) Ibnu Katsir menceritakan hal itu di dalam Tafsirnya (2/359 cetakan Dar Al-Andalus


Kebanyakan wanita di masa kini tergoda untuk melakukan perbuatan ini, yang hal itu merupakan dosa besar dari dosa-dosa besar yang kebanyakan dilakukan oleh wanita sekarang sehingga Namsh (kerikan alis) menjadi sebuah kebutuhan pokok harian. Dan seorang istri tidak diperbolehkan mentaati suami jika ia menyuruh berbuat hal tersebut karena hal itu maksiat.


[Dinukil dari kitab Tanbihat ‘ala Ahkam Takhtash bil Mukminat, Penulis Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al Fauzan, Edisi Indonesia Sentuhan Nilai Kefiqihan Untuk Wanita Beriman, Diterbitkan oleh Kantor Atase Agama Kedutaan Besar Saudi Arabia di Jakarta, hal. 18-19]

Jangan Terlalu Bersedih

Diposting oleh Fia Aulia di 09.28 0 komentar
Wahai saudaraku …
Mungkin saat ini kau dirundung duka
Tetapi seharusnya tidak membuat engkau berlarut lama
Wahai saudaraku …
Ingatlah, kondisi kita tidak selamanya harus dalam suka
Kadang akan merasakan duka
Suka dan duka akan terus berganti dalam hidup kita
Wahai saudaraku …
Takdir Allah itu begitu baik
Jika kita pandang dari satu sisi mungkin terasa tidak enak
Namun coba kita pandang dari sisi lain, Allah punya maksud lain yang terbaik
Wahai saudaraku …
Bukankah Nabimu –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حُزْنٍ وَلاَ أَذًى وَلاَ غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا ، إِلاَّ كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ
Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu keletihan dan penyakit (yang terus menimpa), kehawatiran dan kesedihan, dan tidak juga gangguan dan kesusahan bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya.[1]
Perhatikanlah bagaimana janji Rabbmu
Dosa-dosamu akan berguguran satu demi satu
Jadi tidak perlu bersedih …
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 5)
Di balik kesulitan ada kemudahan yang begitu banyak
Karena satu kesulitan mustahil mengalahkan dua kemudahan
Jadi tidak perlu bersedih …
وَأَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ
Sesungguhnya pertolongan akan datang bersama kesabaran[2]
Jalan keluar begitu dekat bagi orang yang bertakwa
Pertolongan mudah datang jika seseorang bersabar
Jadi tidak perlu bersedih …
Jagalah hati, lisan dan anggota badan dari berkeluh kesah
Ridholah dengan takdir ilahi
Jadikan sabar sebagai jalan meraih pertolongan.
Musibah semakin mendewasakan diri
Musibah semakin meninggikan derajat di sisi Allah
Musibah semakin menguji iman seseorang
Moga Allah menjadikan badai cepat berlalu
Moga Allah menjadikan diri kita menjadi orang yang bersabar
Moga Allah membalas orang yang bersabar dengan JANNAH

Riyadh KSA, 17 Muharram 1432 (23rd Des 2010)

Mereka Mengajari Kami Membenci Islam

Diposting oleh Fia Aulia di 09.26 0 komentar
Dunia kami, dunia remaja yang penuh dengan gemerlap dan mimpi. Siapapun pasti akan berharap akan selamanya berada dalam dunia yang indah ini. Berbondong- bondong manusia menyajikan hiburan untuk kami. Entah dengan apapun tujuan mereka, bisnis, uang atau apapun. Bagai komoditi ekspor yang sangat menjanjikan keuntungan, berbagai `produk` khusus dunia remaja pun ditawarkan untuk kami.
Salah satunya dari yang mereka tawarkan adalah produk hiburan. Mereka mengirimkan paket- paket hiburan yang dikemas apik untuk kami, agar kami terhibur dengannya. Salah satunya adalah lewat musik. Begitu syahdu kami mendengarnya, berjingkrak- jingkrak bergembira dengannya dan menghafalkan setiap bait- baitnya, bahkan begitu sangat kami menghayatinya sampai dalam hati.
Jangan tanya berapa banyak jumlah lagu yang telah kami hafal. Musik bagi kami adalah sudah menjadi gaya hidup yang sangat mengasyikkan. Acara nge fans dengan idola, berteriak histeris, khususnya bagi remaja wanita, saat bertemu dan menyapa idola mereka, adalah sudah menjadi pemakluman semua orang yang melihat, dan bukan sebuah hal yang tabu di negeri ini, bahkan cenderung mengasyikkan. Itulah remaja.
Tidak hanya itu, produk buatan mereka yang terasa melambungkan impian dan fantasi kami para remaja ini, adalah tren fashion yang mereka gelar dan umumkan ke seantero negeri. Bagi kami yang masih sangat labil, hal itu adalah menarik. Akhirnya kami tak sungkan- sungkan menghabiskan jutaan rupiah demi memuaskan obsesi manusia dengan penampilan yang selalu up to date.
Dalam pergaulanpun mereka mencontohkan bahwa, pergaulan tanpa batas antara laki- laki dan perempuan adalah hal yang asyik. Hal ini sebagian besar mereka perlihatkan lewat hiburan melalui perantara media, entah televisi, radio, dan banyak media lainnya.  Kamipun sedikit demi sedikit meniru gaya mereka dalam bergaul.
Sampai akhirnya….
Waktupun akhirnya mengajarkan kami berpikir. Berpikir bahwa dunia yang mereka tawarkan ternyata sesat. Mereka mengajarkan kami terutama kalangan remaja wanita untuk tidak punya lagi rasa malu. Wanita yang berpakaian minim semakin dipuja, dan di tinggikan derajatnya dengan julukan seksi. Mereka memutar balikkan fakta dan rasa, bawa seksi adalah sebuah keunggulan dan keharusan yang wajib dimiliki wanita jika mereka ingin dicintai. Belum lagi, bahwa perempuan bisa berkeliaran dan tidak boleh seorangpun melarang mereka. Ini karena wanitapun punya hak yang sama dengan laki- laki. Ditambah lagi, wanita haruslah berdandan saat keluar agar selalu tampil menarik, dan kecantikan itu akhirnya dapat dilihat oleh selain suaminya. Benar- benar, kesenangan yang ditawarkan mereka tak lain ternyata hanya merendahkan wanita.
Senang- senang yang mereka tawarkan juga telah menjauhkan kami pemikiran bekerja keras dan mengenalkan proses hidup yang ekspres untuk mendapatkan kemakmuran. Dengan sederet fantasi yang kami lihat, adalah bahwa anak muda terasa makin bergaya dan bahagia, hanya jika kelak bisa menjadi orang kaya. Jadilah kami orang- orang yang sangat mencintai dunia, dan melalukan apapun demi mendapatkan harta dunia, sampai- sampai kami lupa perbekalan kami menuju akherat. Masyaallah….
Dengan ijin Allah, akhirnya kami juga bertanya pada diri sendiri, berapa banyak ayat- ayat alquran yang telah kami hafal di luar kepala, dan begitu syahdu mengalun dibatin kami?. Firman- firman Allah yang begitu penuh kemuliaan dan kesejukan seakan terasa membosankan dan terlalu susah dipahami setelah tempat prestigenya terganti oleh alunan syair dari para penyanyi. Kamipun baru tersadar, betapa jadwal  `laporan` 5 kali ku kepada Allah, telah kocar- kacir ndak jelas lagi.
Ternyata, telah begitu jauh mereka telah membelokkan arah pikiran kami dari sebuah kedamaian. Dan bodohnya kami adalah, kami mengikutinya, bahkan menikmatinya. Kedamaian yang mereka tawarkan hanyalah sesaat dan sangat semu. Mereka benar- benar telah menjauhkan kami dari Allah. Menjadikan kami seseorang yang kehilangan jati diri, atau dengan kata lain adalah sebagai plagiat sejati. Bagaimana tidak, lihatlah pola hidup kami. Begitu banyak mencontoh manusia yang bergonta- ganti setiap hari. Ya karena dahulu aku mengaku sebagai penggemar mereka. Dan ketika pamor mereka tenggelam, maka bergantilah aku dengan style yang lain. Berganti, dan berganti setiap saat. Sama sekali tidak ada nilai pakem dari semua itu. Dan sampai suatu saat, aku telah menyadari bahwa usiaku semakin bertambah, masa remajaku telah menghilang, namun aku masih belum menemukan sesuatu. Begitulah, betapapun hebatnya plagiat, dia akan tetap selalu menjadi no. 2.
Tanpa sadar, orang- orang yang membenci Islam juga telah membentukku menjadi seseorang seperti mereka. Berpikiran seperti mereka, bergaya hidup mencontoh mereka, dan mungkin arahnya nanti akan berganti agama seperti mereka. Naudzubillah…
Namun aku masih beruntung, bahwa Allah subhanahu wata`ala benar- benar menyadarkanku bahwa aku sudah terlalu jauh  berbelok dari sebuah nilai yang lurus. Dengan mind set yang seperti ini, entah mengapa aku seperti diasingkan dengan agamaku sendiri, dengan tuhanku sendiri. Aku digiring untuk menghina agamaku sendiri dengan sebuah konsep modern yang mereka tawarkan.
Lihatlah pakaian teman- teman wanitaku, mereka mengajak kami berpikir, bahwa menutup aurat itu kuno dan sangat ribet. Mereka menggantinya dengan design elegan dan modern ala mereka, yang benar- benar jahiliyah. Sama sekali tidak anggun, bahkan terlihat telanjang, menyerupai hewan. Dan bodohnya kami, adalah kami mengikuti, dan menikmatinya.
Lihatlah betapa mereka membuat kami, para remaja ini untuk membenci Islam. Mereka menghembuskan isu- isu yang mengadu domba sesama muslim dan membuat kami membenci manusia lain yang justru begitu taat dengan perintah Allah.
Lihatlah betapa pengecutnya mereka. Mereka menggunakan segala cara agar memandulkan Islam karena kuatnya kebencian mereka. Dan mereka tidak menggunakan tangan mereka sendiri, melainkan menggunakan tangan- tangan orang yang mengaku Islam namun dengan rela menjual kehormatan mereka itu demi dunia. Di buatlah kami asing terhadap Islam lewat sejuta kenikmatan dunia yang mereka tawarkan. Lalu setelah itu, dengan mudahnya mereka mengobok- obok Islam sebagai kehormatan kami ini, sebelum akhirnya mengadu domba kami.
Akhirnya kami menghujat Allah, mempertanyakan kembali, memprotes bahkan coba merevisi segala aturan Allah, dan akhirnya melupakan Allah. Dan siapa lagi yang lebih empuk sasarannya untuk semua itu kalau tidak kami para anak muda yang masih labil, penuh dengan emosi, cita- cita dan proses mencari. Dan ibarat tunas, maka kamilah yang akan menjadi cikal bakal pohon selanjutnya. Dan dengan konsep pikiran mereka yang telah tertanam di pikiran kami, maka di esok hari, ketika kami dewasa, kami akan di bentuk untuk menjadi pengikut mereka yang setia.
Ah, begitu banyak jika kami harus menghitung satu- persatu ke alfaan dan durhaka kami kepada Allah yang maha pengasih. Dan ternyata memang benar, sebuah hidayah itu bahkan lebih mahal dari pada apapun. Maafkan kami Ya Allah, dan mohon berikanlah kami hidayah untuk kembali kepada kesucian  Islam, dan semoga masih ada sisa umur kami untuk memperbaiki kekhilafan yang kami lakukan selama ini. Aamiin.
(NayMa/ Voa-islam.com)

Wanita Dunia dengan Bidadari Syurga. Mana yang lebih Istimewa?

Diposting oleh Fia Aulia di 09.26 0 komentar
Wanita dunia dengan bidadari yang Allah sediakan di syurga, mana yang lebih istimewa?

Ramai yang begitu seronok apabila membaca keindahan-keindahan ciptaan bidadari dalam syurga terutama lelaki.

Tetapi, sebenarnya, seindah manapun bidadari di syurga sana, namun sebenarnya, wanita-wanita dunia itu lebih indah lagi….

Tetapi, keindahan wanita dunia itu, apa karakternya dan bagaimana pula sifatnya?

Yuk kita teliti maksud hadith yang panjang ini!

Semoga dengan hadith ini, kalian wahai wanita, meninggikan lagi usaha untuk menjadi wanita yang bakal dicemburui oleh bidadari !

At-Thabrani meriwayatkan dari Ummu Salamah r.a., dia berkata, saya pernah bertanya :

“Ya Rasulullah, beritahu saya tentang mereka yang diceritakan Allah s.w.t. dalam firman-Nya:

22. dan (mereka dilayani) bidadari-bidadari yang matanya bercahaya,

[Al-Waqiah :22]

Baginda bersabda : “(Mereka adalah) bidadari-bidadari, yang matanya bercahaya. Pelupuk mata bidadari-bidadari itu (selalu berkedip-kedip) bagaikan sayap burung nasar.”

Saya berkata : “Beritahu saya tentang firman-Nya:

23. seperti mutiara yang tersimpan dengan sebaik-baiknya.

[Al-Waqiah : 23]

Baginda bersabda : (Mereka berkulit) jernih sejernih mutiara yang tersimpan dalam kerangnya, yang belum disentuh tangan-tangan (manusia).”

Saya berkata : “Ya Rasulullah, beritahu saya tentang firman-Nya:

70. Dalam kedua-dua syurga itu juga terdapat (teman-teman) yang baik akhlaknya, lagi cantik parasnya;

[Ar-Rahman : 70]

Baginda bersabda : “(Mereka) baik akhlaknya, cantik jelita wajahnya.”

Saya berkata : “Ya Rasulullah, beritahu saya tentang firman-Nya :

49. (Putih kekuning-kuningan) seolah-olah mereka telur (burung kasuari) yang tersimpan dengan sebaik-baiknya.

[As-Saffat : 49]

Baginda bersada : “Kelembutan mereka selembut selaput dalam telur, yang ada di sebalik cengkerangnya, iaitu kulit ari yang lekat pada putih telur.”

Saya berkata : “Ya Rasulullah, beritahu saya tentang firman-Nya:

37. Penuh cinta lagi sebaya umurnya.

[Al-Waqiah : 37]

Baginda bersabda : “(Mereka adalah) wanita-wanita yang di dunia sudah menjadi nenek-nenek yang buruk dan beruban, di syurga mereka menjadi wanita-wanita kesayangan yang penuh cinta, umur mereka sebaya seolah-olah lahir pada hari yang sama.”

Saya berkata : “Ya Rasulullah, beritahu saya mana yang lebih utama, wanita dunia atau bidadari?”

Baginda bersabda : “Bahkan wanita dunia lebih utama daripada bidadari, seperti lebih utamanya zahir atas batin.”

Saya bertanya : “Ya Rasulullah, kerana apa?”

Baginda menjawab : “Kerana solat, puasa, ibadah mereka kepada Allah. Allah s.w.t. memberi cahaya pada wajah mereka, dan memakai sutera pada tubuh mereka. Warna kulit mereka putih, pakaian mereka hijau, perhiasan mereka kuning, tempat menyimpan mereka mutiara, dan sisir mereka emas. Mereka berkata, ‘Kami adalah wanita-wanita abadi, tidak akan mati.Kami adalah wanita-wanita bahagia, tidak akan miskin selama-lamanya. Kami adalah wanita penduduk tetap, tidak akan pindah selama-lamanya. Ketahuilah, kami adalah wanita-wanita yang telah redha, tidak akan marah selama-lamanya. Berbahagialah orang yang menjadi milik kami dan kami menjadi miliknya.”

Saya bertanya : “Ya Rasulullah, di antara kami ada seorang wanita yang bersuamikan dua, tiga atau empat orang lalu meninggal. Kemudian wanita itu masuk syurga dan (bekas-bekas) suaminya pun semua masuk syurga. Siapakah yang akan menjadi jodohnya?”

Baginda menjawab : “Wahai Ummu Salamah, wanita itu akan disuruh memilih, maka dia memilih suami yang paling luhur akhlaknya. Wanita itu berkata, ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya lelaki ini adalah yang terbaik akhlaknya terhadapku semasa di dunia, maka jodohkanlah aku dengannya.’ Wahai Ummu Salamah, akhlak yang baik membawa kebaikan dunia dan akhirat.”

Rujukan | Kitab An-Nihayah : Fitanun Wa Ahwalun Akhir Az-Zaman karya Ibn Kathir

Bangga Memakai Jilbab Dan Melihat Wanita Berjilbab

Diposting oleh Fia Aulia di 09.24 0 komentar
Seorang wanita sempurna seperti setangkai mawar berduri. Dan kesempurnaan mawar adalah pada durinya.
Namun terkadang orang menganggap duri pada mawar menganggu, merusak bahkan mengurangi keindahan kelopak mawar.
Padahal justru dengan duri itulah setangkai mawar jadi sempurna, terjaga, terlindungi, tak dipetik sembarang orang.
Mawar adalah wanita, sedangkan duri pada mawar adalah aturan yang melekat dari Allah bagi seorang wanita.

Cinta Dalam Islam

Diposting oleh Fia Aulia di 09.22 0 komentar
Cinta merupakan sesuatu yang agung dan mulia.
Cinta memiliki hubungan dekat dengan iman,
Kesalahan dalam bercinta akan bisa berakibat kesalahan dalam keimanan,.
Oleh karena itu, Islam tidak menelantarkan dan menyalahgunakan cinta, menjadikannya komoditi, permainan, disejajarkan dengan nafsu kebinatangan.
(Al Izzah edisi 45 Th. VI, 21 Sya’ban 1416 H/12 Januari 1996).

Rabu, 18 April 2012

Kerudungku ..

Diposting oleh Fia Aulia di 07.59 0 komentar
Mereka bilang kerudungku seperti nenek-nenek
padahal rambut sasak mereka seperti daun kering melambai.
Mereka bilang jilbabku ketinggalan zaman
padahal tank-top mereka seperti koteka zaman batu.

Mereka bilang ucapanku seperti orang yang ceramah
padahal rumpian mereka tak lebih indah dari dengungan segerombol lebah.
Mereka bilang cara berfikirku ”ketuaan”
padahal umur kepala dua mereka tidak menjadikannya lebih dewasa dari seorang anak kecil berumur 5 tahun.

Mereka bilang tingkah polahku tidak enerjik,
padahal laku mereka lebih menyerupai banteng seruduk sana-seruduk sini.
Mereka bilang dandananku pucat,
padahal penampilan mereka lebih mirip dengan ondel-ondel
Mereka bilang aku nggak gaul,
padahal untuk mengenal konspirasi saja mereka geleng-geleng.

Mereka bilang:
aku sok suci
aku tidak menikmati hidup
aku nggak ngalir
aku fanatik
dan sok bau surga.

Ku jawab:
Ya, aku berusaha untuk terus mensucikan diri.
Karena najis tidak pernah mendapatkan tempat dimanapun berada, meskipun letaknya di atas tahta emas.

Ya, aku tidak menikmati hidup ini. Karena hidup yang kudambakan bukan hidup yang seperti ini yang lebih buruk dari hidupnya binatang ternak.

Ya, aku nggak ngalir. Aku adalah ikan yang akan terus bergerak, tidak terseret air yang mengalir sederas apapun alirannya. Karena aku tidak ingin jatuh ke dalam pembuangan.

Ya, aku fanatik. Karena fanatik dalam kebenaran yang sesuai fitrah adalah menyenangkan dibanding fanatik dalam kesalahan yang fatrah (kufur)

Ya, aku ingin mencium bau surga yang dijanjikan Tuhanku yang baunya dapat tercium dari jarak ratusan tahun cahaya. Betapa meruginya orang yang tidak bisa mencium bau surga, karena itu menandakan betapa jauhnya posisinya dari surga…

…Kullu maa huwa aatin qoribun
Segala sesuatu yang pasti datang itu dekat…

Manusia dibekali akal oleh Alloh
Manusia diberi kebebasan untuk memilih hidupnya
Dan, there is only one choice
Baik dan Buruk
Benar dan Salah
Surga dan Neraka
Tidak ada pilihan Netral atau diantara kedua pilihan tersebut

“Jika kamu menuruti kebanyakan manusia yang ada di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Alloh. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Alloh)” (Qs. Al-An’am 116).

Ada dua golongan dari penghuni neraka yang Aku tidak sampai melihat mereka yaitu suatu kaum yang menyandang pecut seperti ekor sapi (yang) dipakai untuk memukuli orang-orang dan wanita-wanita berpakaian mini, telanjang. Mereka melenggang bergoyang. Rambutnya ibarat punuk unta yang miring. Mereka tidak akan masuk surga atau mencium harumnya surga yang sebenarnya dapat dirasakan dari jarak sekian sekian. (HR. Muslim)

“Allah tidak akan mengingkari janji-janjiNya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (Qs. Ar-Rum 6).

Bismillah :)

Diposting oleh Fia Aulia di 07.54 0 komentar
Masihter terbentang di pikiran kesalahan itu . dikaladiri di tuntut untuk intropeksi diri. dikalahati sudah tak tahan dengan semua ini . ya allah jiika engkau penyayang tunjukan kasih sayangmu . sampai kapan harus menjalani segala cobaan ini . di kala temen yg di pengaruhi oleh seorang yg mungkin di namakan SYIRIK-EGOIS-SOKTAU-SOMBONG itu ciri2 Madesu .capek hati ini selalu di sindrir . di katain ini itu . apa perasaan kalian engga . hanya yg kalian tau diriku hanya seorang perempuan yg dibilang paling sempurna . seseorang tidak akan mau di pandang sebelah mata/jelek mereka mau namanya baik .apa bercerita harus kejelekan . salah . kalo kalian aktif dn berfikir . kalian ambil pelajjaran dr bagaimana saya berebicara entah baik mau pun buruk . jangan jadikan kekurangan saya mmodal utama untuk menjatuhkan saya. jika kalian jadi posisi saya. apajkalian kuat?? perasaaan org berbeda. pemikiran pun berbeda ? apa kalian berfikir ini yang di namankan dewasa? tidak .pola berfikir kalian masih bekum di katakan dewasa walaupn ucapan sering kali menyelimuti . segerombolan grup dan ucapan caci serta sindiran untuk orang yg berkelakuanbaik . ambil buruknya jd pelajaran . seseorang itu gak akan menceritakan kejelekan dia , itu adalah sebuah aib . jika mau cerita itu adalah curhat . dan org tersebut harus pandai menjaganya . bukan mengumbarnya . apakalian berfikir tentahg itu ??engga?? ohiyaaa tentang intropeksi diri . saya di tuntut untuk inntropekso diri? apa kalian ga berfikir di saat kalian [nya masalah sm seseiranfg. pasti kalian di tuntun untk intropeksi diri? sakit gak? ngelunjak gak?? kuncinya org yg berinstripeksi diri itu orang yg mengaca diri dalam kesendirian .dalam keheningan hati . bukan keumbaran ke semua orang . setiap org mempunyaiperbedaan sifat . cuman1 usaha yg bisa ngerubah kejelekan . setiap jiwa membutuhkan seseorang untuk menintropeksi diri . tapi bukan berarti harus intropeksi diri di depan kalian dn berbicara "GUA UDAH INTROPEKSI DIRI " bukan , setiap raga pasti mempunyai kesalahan dari kecil sampe besar .


Ibn Rumi Berkata : "Mereka adalah manusia & Dunia. Yg tak lepas dr kotoran,yang membosankan mata/mengotori ucapan. Tidk adil jika engkau mengingingkan org yg sempurna,sementara engkau sendiri tidak sempurna"


Maka mengacalah kamu diri kamu sendiri. dan sekalilagi sangatjahat bila :

Sangat Tidak Pantas Menjauhi Saudaranya hanya karena satu/dua kebiasaan buruk yg tidk bs diterima. Sementara selebihnya kebaikannya .


maka daricobaan ini saya mengambil hikmah nya, maafkan kesaalahan saya jika memang saya banyak salah yg tidak saya sadari .
Jadilah kamu pemaaf dan surulah org yg mengejarkan yg ma'aruf serta berpaling dari orang² yang bodoh - QS. Al.Ar'af: 199




Selasa, 10 April 2012

Diposting oleh Fia Aulia di 02.57 0 komentar

Sedikit mau ngenalin nii temen – temen guee hhahaha Jv
 Dede Hana Oktaviana .

 
Ini Namanya Hana, cakep kagak wakak :Dv . iyaa dia itu temen gue paling baik . dia ngerti banget perasaan gue . dia juga kadang selalu ada buat gue . kalo gue sedih kadang ke kedia .
semoga aja Lo kagak berubah yaa Hanaaa . Miss you :*



 Adinda Ayu Larasati.

 
Ini Namanya Ayuu, nilai sendiri deh J . ya dia juga temen gue yang baiik . bisa ngertiin banget temennya . sering curhat pula dn mau dengerin temennya curhat . asik* so pasti . dia itu sensitive banget HAHAHA Peace yu J



Sarah Fatmawati


Ini Namanya Sarah, dia temen baik sekaligus temen sebangku gua . dia sering curhat masalah apapun. Kita kalo lagi pelajaran ksong sering bercanda , dia juga baik . dan dia itu ngerti kita tapi sifat dia itu rada-rada sensitive banget J



Edita Arviana Azelia


 
Ini Namanya Edita . dia temen kelas 9 yang baeeeek . cuek ngocol maniisss . suka banget sama dia soalnya cuek anaknya . iyaa kayanya sih emang mudah terpengaruh sama org . gampang galau lagi wkwkwk peace ta :Dv


 
Elfiya Triani Dewi

 
Ini Namanya piaaa . sering manggil ajo . whaha dia asik pinter baeee . kaya kajol set* pokoknya temen yg gue nilai emang baik deh, apalagi hidungnya yg mancung  . apalagi dia suka India . wahh kaya gue juga wk* :DV


 Tita Ghe Tansia

 
Ini Namanya titaaa . dia anaknya baeee. Rada lebay banget mending kabur dah dari pada deket saking lebaynya hehehe. Peace ta . dia juga temen baik dr kelas 8 . suka sama india juga dng makanya kita jd deket banget 



Syifa Fauziah

 
Ini Namanya Syifut . temenSD gue sampe SMP ketemu lagi . dia tuh yg tau gue gimana . baik buruknya tau . salut juga sama sifatnya dia . dia baek pula . dn bisa nerima temennya  J *asek


 
Nadya Alaydrus
 ni Namanya Nadya , dia temen sekaligus ade buat gue . baeek dia ngertiin sifat gue asik. anaknya juga gak lugu2 amat hahaha . the best buat nadya :*








Tau ah ~

Diposting oleh Fia Aulia di 01.13 0 komentar

hai

Kamis, 05 April 2012

web-web

Diposting oleh Fia Aulia di 01.27 0 komentar
oajaya

Rabu, 04 April 2012

Kesempurnaan Seorang Wanita

Diposting oleh Fia Aulia di 06.11 0 komentar
Ada sebuah cerita. Sebuah suara samar mengusik tidur wanita itu. Menerobos halus celah gendang telinga, dan perlahan membawanya dari alam mimpi menuju keterjagaan raga. Namun matanya masih terpejam dalam kantuk yang masih menggelayut dalam. Tak ingin ia hirau akan suara yang masih samar terdengar. Tapi sekian detik kemudian suara itu semakin terang dalam keterjagaan telinganya sekarang.
“Tsabita.. Tsabita..”

Tiba-tiba saja matanya mengerjap terjaga dengan begitu cepatnya. Kantuk yang mengikatnya dalam lelapnya mimpi, bertolak kilat meninggalkannya. Salah dengarkah ia? Mimpikah? Sambil mencubit tangannya, dia amati wajah teduh pemilik suara. Perempuan itu tidak bermimpi. Dia dalam keterjagaan yang sempurna.
“Tsabita…” Nama itu kembali terucap dari lelaki di sampingnya. Begitu lirih. Begitu dalam. Begitu.., ah tak mampu ia menggambarkannya.
Wanita itu tercekat. Airmata begitu saja menderas dari kedua matanya. Dadanya teramat sesak. Bumi seakan ditindihkan di atasnya. Rasa sakit yang begitu dalam menjajah hatinya. Sakit. Sakit sekali. Sakit yang takkan bisa dilukis dengan sempurna oleh kata. Dia mencoba menguasai dirinya. Tapi ia gagal. Isaknya semakin menjadi. Tubuhnya berguncang menahan keterguguan. Kemudian dengan bersegera ia meninggalkan tempat tidurnya. Khawatir jika lelaki pemilik sumber suara itu terbangun karenanya.

Kran ia nyalakan. Suara air bergemericik mengalahkan isaknya. Dia terduduk lunglai di sana. Di dalam kamar mandi yang berada di luar kamar tidurnya. Maka menjadilah tangisnya. Yang dengannya, ia ingin mengeluarkan segala bongkah-bongkah pengganjal perasaannya. Ia ingin menjadikan air matanya itu sebagai hujan yang mengurai habis gumpalan mendung kelam yang ada di hatinya.
Setelah seperempat putaran jam, barulah ia mulai bisa mengendalikan dirinya. Kejernihan hati mulai mengikis masuk dalam kebuntuan akal yang tadi rapat tertutup jerat emosi kewanitaannya. Perlahan ia beranjak mendekati kran. Menangkupkan kedua telapak tangannya dalam dingin dan sejuknya air wudhu di pertengahan malam itu. Khusyu’ ia basuhkan air itu di wajahnya. Ia biarkan dinginnya meresap hingga ke dalam hatinya. Ia ingin membuang segala perasaan marah, sedih, kecewa dalam tetesan air suci yang mengurai dari setiap pori anggota wudhunya.

Dan kini wanita itu tersungkur dalam sujud panjangnya. Isakan itu menjadi lagi.
“Subhaana Rabbiyal a’laa.. Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi.. Maha Suci Engkau Ya Rabb.. Sungguh wanita penuh dosa ini kembali lagi mencari kesempurnaan dalam mata air Kesucian-Mu.. Dan dalam kekerdilan dan kerapuhan diri ini, izinkan hamba berlindung dalam Ketinggian dan Kesempurnaan cinta yang utuh menjadi milik-Mu..”
Setelah salam dilafadzkan. Tertengadah kedua tangannya mengharap kucur Cinta-Nya. Tangan itu bergetar hebat seakan tak mampu menangkup doa yang diucap oleh lisannya dalam keterbataan isak kata.


“Ya Rabbiy, Wahai Dzat Pemilik hati dan jiwa ini.. Hamba berserah pasrah kepadamu. Terhadap urusannya. Terhadap hatinya. Karena hanya Engkau yang berhak mengaruniakan cinta. Walaupun seluruh manusia mengeluarkan perbendaharaan hartanya untuk membantuku menebus cinta lelaki itu,, maka hamba tahu hal itu mustahil tanpa kehendak-Mu..”
“Ya Rahman, sungguh hamba telah menjadikan Engkau sebagai wali dari setiap urusan hamba.. Hamba bermohon dengan segala Kemahabesaran-Mu agar Engkau berkenan melapangkan hati hamba.. Menyamuderakan cinta hamba.. Meluaskan kemaafan dan kesyukuran hamba.. Hingga hamba sanggup menerima segala beban penggelayut jiwa ini dengan segala sikap dan amalan yang Engkau Ridhoi saja.. Tanpa dengan kecemburuan yang membuta..Tanpa dengan kemarahan yang membara.. Tanpa dengan kekecewaan yang mematikan rasa.. Dan dengan tanpa mengurangi bakti dan kecintaan hamba pada suami hamba..
Ridhokan hamba atas apa yang mampu ia berikan pada hamba. Jangan jadikan hamba wanita yang tidak bisa mensyukuri pemberiannya. Berikan hamba kecintaan terhadap apa yang menjadi kecintaannya.. Berikan hamba kecintaan terhadap apa yang menjadi kecintaannya.. Berikan hamba kecintaan terhadap apa yang menjadi kecintaannya..


Tercekat suara wanita itu. Ia biarkan air matanya meneruskan setiap doa yang masih ingin ia panjatkan setelahnya.. Dan tanpa sadar ia pun tertidur dalam kelelahan jiwa raga.
Suara alarm dari kamar tidurnya membangunkan wanita itu untuk kali kedua. Dia pun beranjak dari mushalla kecilnya dan bersegera menuju kamarnya. Lelaki yang telah menjadi suaminya selama hampir empat tahun itu masih pulas tertidur di sana. Terlalu lelah sepertinya, hingga suara alarm tak berhasil membangunkannya seperti sepertiga malam lainnya.
Wanita itu menatap dalam-dalam ke wajah itu. Air mata yang ingin menyeruak, ia tahan sekuatnya. Ia takkan menangis di depan imamnya. Lelaki luar biasa. Lelaki terbaik yang pernah ia kenal dalam hidupnya. Yang dalam tiga tahun masa panjang pernikahannya tak pernah sedikit pun kata-kata kasar meluncur dari bibirnya. Yang selalu menjaganya dengan penjagaan sempurna. Yang selalu menerima segala kekurangannya tanpa menghakimi dan mencari pembandingnya. Yang menumbuhkannya dengan ilmu dan menuntunnya untuk selalu menjadi muslimah yang semakin dewasa keimanannya dan semakin indah akhlaqnya dari waktu ke waktu.


Wanita itu ingin selalu mensyukuri setiap hal yang suaminya telah beri. Ia tahu bahwa suaminya senantiasa mengusahakan yang terbaik untuknya. Apapun segala kebaikan yang bisa diberikan oleh lelaki itu, selama ini telah ia terima dengan sempurna. Namun malam ini wanita itu terantuk pada kenyataan, bahwa hati lelaki itu bukanlah untuknya. Kecintaan lelaki itu bukanlah miliknya. Walaupun sesaat lalu dia masih dalam keyakinan bahwa dialah ratu hati lelaki itu. Yang kemudian baru saja ia tersadar bahwa itu hanyalah fatamorgana semu.
Tsabita..
Perempuan masa lalu itu ternyata masih menempati ruang tertinggi di hati lelaki berwajah teduh ini. Perempuan yang namanya tidak pernah tersebut dalam lisan suaminya di waktu sadarnya selama masa panjang bilangan tahun pernikahannya. Perempuan yang ia yakini bahwa suaminya telah mengusahakan segala hal yang bisa ia lakukan untuk mengeluarkannya dari hati, agar hanya ia satu-satunya wanita yang menempati singgasana dalam jiwa si lelaki. Dan wanita itu sadar, bukan salah suaminya jika pada akhirnya ia tidak mampu. Bukan salah lelaki itu jika cinta untuk perempuan itu masih melekat dengan erat di palung sukmanya. Sungguh bukan salahnya. Karena hak Dia seutuhnya untuk mengaruniakan cinta kepada apa dan sesiapa yang menjadi Kehendak-Nya.
Yah, rasa sakit itu ada. Kecemburuan yang begitu dalam pun telah sangat menyiksanya. Namun wanita ini segera tersadar, bahwa dulu sebelum ia menerima pinangan si lelaki, ia telah mengetahui resiko ini. Lelaki ini berkata jujur padanya akan semua masa lalunya sejak awal kedatangannya. Dan waktu itu, wanita ini telah menyalakan azzam untuk menerima segala konsekuensi atas pilihannya. Dan kini saatnya ia harus membuktikan semuanya.
Perlahan ia dekati sosok itu. Ia cium keningnya. Takzim. Sebagaimana suaminya selalu melakukannya saat membangunkannya. Lelaki itu membuka matanya. Tersenyum padanya. Perlahan bangkit dari posisi tidur dan berdiri menjajari istrinya.


“Yah, keduluan Ummi deh bangunnya. Afwan ya Sayang..” canda lelaki itu sambil meraih kepala istrinya. Membalas mencium kening wanita itu.
“Ga papa juga dong sekali-kali Ummi yang dapat pahala membangunkan. Masa Abi terus yang memborong pahala..” wanita itu tersenyum manja, menggelayut tangan suaminya.
“Yee, ga mau kalah ni ceritanya? Baiklah, besok-besok Ummi terus aja deh yang bangunin.  Abi sih rela-rela aja setiap pagi dibangunkan oleh kecupan seorang bidadari..” sambil mengelus kepala istrinya.

“Ogah ah. Ntar Abi ngrasa jadi sleeping beauty lagi. Eh sleeping handsome ding.. hehe.. ”
“And the beast.. hehehe..” Mereka tertawa bersama
“Eh Mi, Ummi habis nangis? Matanya kok sembab gitu?
Lelaki itu tiba-tiba menghentikan tawanya.

Wanita itu diam sejenak. Berpikir bagaimana harus menjawabnya. Tapi senyumnya masih ia kembangkan, untuk menutupi segala kebingungan.
“Yah ketahuan ya? Iya Bi, Ummi tadi udah mencuri start shalat malam duluan. Tapi baru 2 rakaat kok. Ummi menangis karena Ummi tiba-tiba tersadar, betapa baiknya Allah sama Ummi. Mengaruniakan seorang lelaki luar biasa.. Lelaki surga.. Ah udah Bi, buruan ambil wudhu gih..”
“Hffh.. Abi yang harus jauh lebih banyak bersyukur kepada Allah Mi.. Karena Allah telah mengizinkan Abi untuk didampingi seorang wanita yang sebaik dan seindah Ummi..” Menatap dalam-dalam ke mata wanita itu. Kemudian sekali lagi mencium keningnya dan segera beranjak mengambil air wudhu.
Di sepertiga malam terakhir itu, wanita tersebut meminta imamnya agar membaca surat Ar-Rahman. Fabiayyi aalaa-I rabbikumaa tukadzdzibaan. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
Seiring berulangnya kalimat itu dilafadzkan, semakin tergugu mereka berdua tenggelam dalam kedalaman maknanya. Semakin mereka merasa begitu kecil di hadapan Rabb-Nya. Hingga sebelum selesai surat itu dibaca pada rakaat pertama, lelaki itu sudah kehilangan suaranya. Tertelan oleh airmata yang mengalir tanpa bisa ditahannya. Membanjir memenuhi tenggorokannya. Dan akhirnya mereka berdiri dalam diam. Hanya isak mereka berdua yang terdengar semakin keras mengguncang.


Ya Rabb, ampuni kesyukuran kami yang hanya setetes saja, padahal Engkau telah memberikan kami nikmat yang luas menyamudera… Maafkan Ya Rahman.. Maafkan.. (Qana-atul Qonithah/ Dakwatuna.com)
 

Fia Aulia's Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea