Namaku Fia Muhammad Aulia, diawali dari 6 tahun belajar disekolah
dasar akan segera usai. Pada tahun 2009, aku masuk sekolah menengah pertama
yaitu di MTs Negeri 24 Jakarta. Saat itu awal sekolah yang menyenangkan, akan
tetapi berjalannya waktu ada satu orang lelaki yang katanya popular di sekolah
itu, dia termasuk dalam organisasi osis. Namanya Rakha, pada saat itu aku
sangat kaget mendapat berita dari temanku yang bernama Syifa,
“Fi,ada gossip tau?” Ujarnya.
“Gosip apa?” Jawabku.
“Banyak yang bilang kamu pacaran
sama ka Rakha, katanya dia suka sama kamu” ujar temanku.
“Haaaaaaaaa (Kaget), aku aja gak
kenal sama ka Rakha syif” Kataku.
‘’Hmmmmmm, ya gitu fi gosipnya” Jawabnya.
Aku terdiam, lalu pada saat pulang sekolah saat turun ke lantai
bawah, di tangga ramai oleh kakak kelas,temanku serta yang lainnya, ternyata
disitu Rakha ingin mengetahui yang mana yang bernama fia, Rakha pun diberitahu
oleh temannya yang dekat denganku yaitu ka Nurma.
Tetapi pada saat itu semua kakak kelas serta temanku yang ramai
malah salah menilai, mereka menyangka Aku dan Rakha ingin bertemu, aku
bersembuyi di belakang pundak temanku, semua mata teman serta kakak kelas
tersorot padaku. Pada saat itu aku jadi buah bibir, tetapi aku tidak pernah
memikirkan dan aku selalu menganggap omongan mereka angin lalu, selang beberapa
bulan setelah Ujian Akhir Sekolah, diadakan Pentas Seni, saat itu aku mengikuti
lomba menyanyi untuk perwakilan dari kelas ku yaitu kelas VII-5, sebelum
bernyanyi, kakak kelas yang menyukai Rakha menghinaku, tetapi aku biarkan saja
dan menjadikan motivasi, lalu aku bernyanyi dan tidak disangka aku menang dan
mendapat perlakuan baik dari guru-guru.
Waktu berlalu, kelas VII pun menjadi kenangan gossip pun tetap berjalan ditambah aku
terpilih menjadi sekretaris MPK oleh Pembina OSIS, disitu aku mendapat gosip
lagi karna kami sering latihan bareng untuk pelantikan OSIS baru, aku pun sudah
duduk dibangku kelas VIII, sekolahku berjalan dengan lancar dan dikelas VIII
aku mendapat 3 Besar. Pada saat pertengahan semester aku diikuti lomba Madrasah
Creative Center (MCC) di Man 4 se-DKI Jakarta, pada saat itu aku digabungan
dengan band nya Rakha, yang personilnya beranggotakan Ricky,Doni,Alif dan
Fatih, dan aku mendapat bagian dalam vocal, mulai saat itu aku sering latihan
dengan mereka, seperti biasa saat
latihan aku mendapat cacian dari kakak kelas yang biasa menghinaku.
“suara pas-pasan ngapain ikut lomba,
bilang aja mau ketem si Rakha” bisik kakak kelas itu ketemannya.
Aku mendengarnya, tapi aku tidak memperdulikan justru aku lebih
semangat lagi dalam latihan, aku terus berlatih agar memenangkan lomba tersebut
dan bisa menjawab omongan usil mereka. Pada hari Sabtu kami menuju MAN 4
Jakarta, aku mendapat no urut 17, Aku serta temanku yang lain menunggu no urut
kami di panggil, akhirnya setelah menunggu no urut kami dipanggil, pada saat
menuju panggung semua guru yang ikut menyemangatiku, namun ada 1 orang temanku yag ikut lomba lain, yang
juga menyukai Rakha mencetus omongan, yaitu Rahmi.
“Ahh, ngapain suh nyanyi udah
turun-turun!” Ujarnya.
Dengan senyum dan semangat aku mengabaikan omongan itu dan aku
bernyanyi dengan penuh harapan dengan muka yang masih tegang, akhirnya lagupun selesai dinyanyikan, dan aku turun
dari panggung.
“Alahh, paling gak menang” Ujar
Rahmi.
“Iyaa, maksih mi” Jawabku.
Aku diam dan terus bedoa, saat semua lomba sudah diumumkan
pemenangnya, hanya lomba band saja yang belum diumumkan, aku sudah tidak banyak
berharap lagi.
“Pak Wisom, Bu Marlina, kakak semua maaf
yah kalo gak menang” Ujarku.
Lalu
telfon pak Mudji salah sayu guru yang mengurusi lomba ini berbunyi,
“Kring… Kringg…”
“ Halo Assalamuaalaikum” Ujarnya.
Lalu
hening. “Makasih pak infonya” Cetus pak Mudji ditelfon.
“Bu Marlina mana?” Ujarnya.
“itu pak , aku panggil ya pak”
Ujarku.
“Iya, ada kabar baik ni” Ujar pak
Mudji.
Lalu
pak Mudji member kabar bahwa band kami juara 3 umum se-DKI Jakarta, aku sangat
senang mendengarnya, aku bisa menjawab cacian mereka yang menghinaku juga sirik
denganku. Kelas VIII pun berlalu aku pun duduk dikelas IX dengan nyaman tapi
diawal . Hari-hari dikelas IX sangat
menyenangkan aku mempunyai sahabat yang baik yaitu Dede Hana, Siti Sarah dan
Adinda Ayu. Disaat kelas IX kami fokus untuk Ujian Nasional, kami banyak berbincang
tentang dimana sekolahan yang akan kami tuju. Di kelas IX banyak pengalaman yang aku dapatkan mulai
dari capek nya mengerjakan PR, Hafalan, Try Out serta PM juga Ujian Praktek
tapi disini aku serta teman-teman yang lain tidak merasa terbebani sebab dari
sekolahpun tidak pernah menuntut justru menuntun kami dan paling mengesankan
saat aku bertugas sebagai sekretaris MPK untuk merazia anak-anak dikelas itu
sangat mengesankan.
Ada satu masalah yang terjadi, pada saat menjelang Ujian Nasional
aku mendapat masalah yang aku sendiripun bingung apa yang dipermasalahkan. Di
kelas IX-2 terdapat sekelompok orang
bisa disebut seperti geng , dia kerjaannya ngebully orang terus bahkan
aku yang diam saja dibully .
Aku di bilang oleh mereka katanya aku adalah orang yang sok alim
dan selalu ingin dipandang baik sama orang, aku disitu dibingung kenapa dengan
diriku?
Apakah
aku salah bersikap? Aku tidak pernah mengusik kehidupan mereka, karena omongan
mereka aku di jauhi dikelas tapi itu berlaku pada sekelompok teman mereka. Aku
memilih diam dan bermain dengan teman yang netral dan lebih mengenalku, akan
tetapi Siti Sarah teman sebangku ku terpengaruh omongan mereka, dia pun pindah
tidak duduk denganku. Tetapi Dede Hana juga Adinda Ayu yang berbeda kelas
denganku bersikap sama seperti layaknya kita bisa bertemu, tapi aku menjauh
dari mereka karena aku lebih memilih Siti Sarah yang bermain dengan
mereka. Di Hari Selasa ada acara untuk
kelas IX yaitu Motivasi untuk kelas IX dan disitu ada bagian dimana arti
sahabat itu penting untuk memotivasi, disitu hal yang sangat mengesankan dimana
aku mengingat bahwa aku bersikap menjauhi kedua temanku yang bertujuan agar
satu temanku akan terus bermain dengannya, tapi disitu aku salah aku merasa
sedih karena satu temanku itu bisa-bisanya terpengaruh omongan sekelompok teman
yang bermulut jahat itu.
Pada pertengahan acara tersebut didengarkanlah lagu kepompong yang
menunjukan arti sahabat yang sangat berarti, pada saat disitu puncaknya air
mataku mengalir dikarenakan sedih mengingat semua sahabatku, walaupun ada teman
yang netral dan dekat denganku tetapi aku sedih karna teman dekatku terpengaruh
omongan orang lain.
Pada saat akhir acara, seluruh kelas IX bubar dan menuju kelas
untuk pulang, pada saat itu aku di melihat semua temanku berpelukan dengan
haru, lalu tidak disangka aku ditarik menuju kelas IX -3 yang itu adalah kelas
Dede Hana juga Adinda Ayu, aku dipeluk oleh mereka dan Siti Sarahpun ikut
memelukku serta meminta maaf kepadaku, hal yang sangat mengharukan. Dan kejadian itu menjadi kenangan, kita
bermain dan berkumpul kembali. Dan tidak
terasa 3 tahun sudah kita bersama, kita melewati Ujian Nasional, puncaknya saat
pengumuman kelulusan disitu merasakan kegembiraan serta kesedihan yang amat
dalam.
Alhamdulillah, kami semua lulus dengan nilai yang baik, lalu kami pun mempersiapkan wisuda
serta mau ke mana kita sekolah untuk kedepannya. Hari wisuda pun telah datang,
dengan biasa aku tetap menjadi peran dalam acara tersebut, untuk wisudaku kali
ini aku menyanyikan lagu “ Doa untuk Ibu” yang di tujukan untuk mama tercinta
pada saat wisuda.
Pada saat latihan aku masih biasa saja, tetapi pada saat hari
wisuda itu, saat aku mengawali bernyanyi masih stabil lalu dibagian into aku
pun menghampiri mama serta memberi bunga dan membawa mamaku kedepan panggung,
sangat tidak bisa terkontrol suaraku, aku sudah tidak bisa menahan rasa sedih
menyanyikan lagu itu dihadapan mama tercinta, dan tidak hanya aku dan mama yang
menangis melainkan semua temanku, orang tua serta guru-guru ku menitihkan air mata
saat aku menyanyikan lagu itu, sangat mengharukan.
Wisuda pun selesai dengan diakhiri berfoto-foto bersama guru-guru,
teman dan orang tua. Keesokan harinya Aku dan Dede hana, Adinda Ayu dan Siti
Sarah datang ke sekolah untuk cap 3 jari serta mengambil ijazah, disitu kami
berbincang tentang Sekolah Mengah Atas.
Kemudian aku, hana serta ayu mendaftar di sekolah Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) 18 Jakarta. Dan Alhamdulillah kita
semua lulus dalam test di MAN 18, diawali dengan Masa orientasi siswa atau (MOS)
itu yang sangat mengesankan dan sangat lucu, kita dibuat seolah-olah orang yang
aneh, tapi Alhamdulillah semuanya lancar, dan aku masuk di kelas X-3, pada saat
itu kelas X diadakan Latihan Kepemimpinan Siswa (LKS), kita semua ikut dan
disini aku mendapat ujian lagi, pada saat LKS aku digosipkan dengan kakak kelas
yang bernama Mahdi Fauzan, padahal aku sendiri saja tidak tahu siapa dia. Ada
sekelompok orang dikelas yang salah satu dari mereka menyukai Mahdi Fauzan,
Namanya Liza, dia dan teman-temannya melaporkan aku ke BK dengan masalah aku
mengaku-ngaku pacaran dengan ka Mahdi, padahal aku tidak pernah mengaku-ngaku
hanya saja saat LKS aku dan ka Mahdi dekat tapi itu sebatas adik dan kakak
kelas seperti halnya yang lainnya dan
tidak pernah sampai terpikir akan jadi gosip. Akhirnya aku dipanggil ke BK
dengan aku yang seorang diri dan mereka sekelompok, disitu aku ditanya dan aku
menjawab dengan jujur tapi salah satu dari mereka yang menyukai ka Mahdi malah
terus memojokan aku, posisi aku serba salah disitu, akhirnya aku menulis surat
pernyataan dan menuliskan saksi netral. Lalu ditanyalah si Liza oleh guru BK
yaitu Bu Novi,
“Apa kamu udah puas?” Ujar bu Novi.
“ belummmm bu!!!” Jawabnya.
Aku hanya diam dan senyum melihat mereka, bingung saja, mereka
tidak punya urusan dan tidak punya
hubungan dengan kak mahdi tapi mengada mereka seperti itu.
Dan
akhirnya masalahpun selesai, dan Alhamdulillah bu Novi percaya denganku, dan
hinaan sekelompok orang itu aku jawab pula dengan prestasiku . Aku naik ke kelas XI dengan jurusan IPA dan
mendapat Peringkat kedua.
≿ Selesai Ceritanya Kehidupannya masih berlanjut≾